Syracusebroadband.org – Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Timur telah menyebabkan kerusakan parah pada lahan perkebunan, dengan total luas yang terdampak mencapai 5.060 hektare. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat, Murdhani, pada Senin (4/12/2025). Lahan peremajaan sawit rakyat menjadi yang paling terpengaruh, dengan kerusakan mencapai 4.510 hektare dari total lahan yang terdampak.
Banjir dapat disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi pada akhir November 2025. Kondisi ini mengakibatkan genangan air yang lama, yang kemudian merusak pertumbuhan tanaman dan struktur tanah. Di kecamatan Birem Bayeun, sekitar 250 hektare lahan sawit mengalami kerusakan sedang, sementara di Kecamatan Rantau Selamat, kerusakan mencapai 200 hektare. Kecamatan-kecamatan lain seperti Ranto Peureulak dan Banda Alam juga melaporkan kerusakan masing-masing sebesar 550 hektare, dengan total kerusakan dari Kecamatan Peureulak mencapai 450 hektare.
Dalam laporan tersebut, Murdhani menekankan dampak jangka panjang terhadap produktivitas petani akibat kerusakan lahan. Erosi tanah, kerusakan saluran kebun, dan hilangnya unsur hara juga menjadi masalah serius pasca banjir. Selain sawit, lahan perkebunan kakao turut terdampak, dengan kerusakan mencapai 90 hektare di Kecamatan Pante Bidari dan 50 hektare di Kecamatan Peunaron.
Pemerintah daerah berencana untuk melakukan pendataan lanjutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk merumuskan langkah pemulihan, termasuk pemberian bantuan benih, perbaikan lahan, dan pendampingan teknis bagi petani. Hal ini diharapkan dapat membantu memulihkan pendapatan petani yang terpuruk akibat bencana ini.