18 Juli 2025 – Pusat inovasi digital terus menjadi fokus utama pemerintah dengan pendekatan kearifan lokal. Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, menegaskan komitmen membangun ekosistem mirip Silicon Valley namun disesuaikan karakter Indonesia.
Menurut Ismail, penguatan pusat inovasi digital harus meliputi kolaborasi riset teknologi, budidaya budaya inovasi lokal, serta dukungan dari berbagai pihak. Ia menyebut sejumlah startup seperti Xendit, Ruangguru, Kata.ai, dan KampungDigital tampil sukses karena mampu mengakar pada kebutuhan lokal sambil menerapkan teknologi mutakhir.
Ismail menjelaskan, “Mereka telah mengubah lanskap digital, bukan hanya demi produktivitas, tetapi juga pendidikan, martabat, dan ketahanan sosial.” Ini membuktikan bahwa inovasi berbasis lokal dapat memiliki dampak luas.
Pemerintah akan mendorong pembentukan pusat inovasi di berbagai daerah, tidak semata di kota besar. Harapannya, kolaborasi akademisi, pengusaha, dan pemerintah provinsi bisa menciptakan ekosistem startup digital yang tangguh dan menarik investor dari luar negeri.
Langkah ini diharapkan mempercepat transformasi digital nasional sekaligus meningkatkan daya saing global. Dengan menekankan kearifan lokal, pemerintah melihat peluang untuk menciptakan inovasi unik yang tidak mudah ditiru negara maju.
Pusat inovasi digital berbasis lokal juga bakal menjadi magnet investasi global. Dengan fondasi riset yang kuat dan kultur belajar cepat ala Silicon Valley, Indonesia diyakini mampu bersaing sebagai destinasi teknologi di tingkat internasional.
Upaya ini diakhiri dengan penegasan Ismail bahwa keberhasilan inisasi akan bergantung pada sinergi lintas sektor. “Tanpa kolaborasi dan budaya inovasi yang kuat, kita tak bisa membangun ekosistem yang berkelanjutan,” ujar Ismail menutup pernyataannya.