Syracusebroadband.org – Dalam upaya mengatasi krisis generasi emas bulu tangkis Indonesia, PBSI kini memprioritaskan pengembangan pemain muda. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap penurunan performa pemain senior dan hilangnya generasi pelapis, yang dapat berdampak negatif pada prestasi bulu tangkis nasional.
Eng Hian menjelaskan, saat ini PBSI masih mengandalkan atlet senior seperti Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Namun, seiring berjalannya waktu, performa mereka mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk usia dan kondisi sosial. “Kami berharap tetap dapat meraih prestasi dari pemain senior, namun performa mereka sedang menurun,” ungkap Eng Hian di Pelatnas PBSI Cipayung.
Menghadapi situasi ini, Eng Hian menyadari bahwa faktor non-teknis, seperti pernikahan dan tanggung jawab baru para pemain, juga berkontribusi terhadap konsistensi mereka. Dengan adanya kekosongan generasi di usia 25 hingga 27 tahun, PBSI dihadapkan pada tantangan besar dalam mencari pelapis yang siap bertanding.
Sebagai solusi, PBSI kini fokus pada pengembangan atlet di bawah usia 20 tahun. Eng Hian menekankan pentingnya mengangkat pemain muda agar mereka bisa menggantikan posisi pemain senior yang mulai menurun. “Kami harus segera meningkatkan performa para pemain muda ini agar dapat bersaing di tingkat internasional,” katanya.
Dengan kebijakan ini, PBSI berharap dapat memulihkan dan mempertahankan prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah dunia, serta memastikan keberlanjutan dalam sportivitas bulu tangkis untuk masa depan yang lebih cerah.