04 Agustus 2025 – Di tengah berbagai perubahan sosial dan krisis nilai yang dihadapi oleh generasi muda, Majelis Permusyawaratan Rakyat RI (MPR) bersama Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) berupaya mengangkat kembali tradisi budaya. Strategi ini terwujud melalui sarasehan kebudayaan bertajuk ‘MPR RI dan Gerakan Kebudayaan: Merajut Keindonesiaan, Menjawab Tantangan Zaman’, yang diadakan di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.
Acara tersebut menarik perhatian banyak peserta, termasuk pendidik, budayawan, serta tokoh adat lintas etnis. Selain itu, Wakil Ketua Badan Anggaran MPR RI, Johan Rosihan, juga hadir sebagai pembicara. Dalam kesempatan itu, Johan menjelaskan bahwa ‘bale ngaji’ bukan hanya sekadar tempat membaca Al-Qur’an. Ia berfungsi sebagai ruang pembentukan karakter dan etika, di mana generasi muda diajarkan adab, penghormatan kepada guru, dan tata krama sosial.
Johan juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap melemahnya nilai-nilai dalam masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak. Menurutnya, bale ngaji dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat karakter bangsa, terutama dalam menghadapi ancaman seperti penyalahgunaan narkoba. Ia mengajak masyarakat untuk kembali menghidupkan nilai-nilai luhur yang ada di komunitas mereka.
Dalam bagian lain, Ketua LATS, Dr. Ihsan Syafitri, menekankan pentingnya penerapan filosofi hidup orang Samawa, yang mengajarkan rasa malu kepada Tuhan dan menjauhi perbuatan buruk. Ia meyakini bahwa jika generasi muda mengimplementasikan nilai tersebut, masa depan bangsa akan terjamin.
Acara ini juga menyuguhkan pertunjukan sakeco, seni tutur khas Samawa, yang menjadi pengingat akan pentingnya tradisi. Sarasehan ini diakhiri dengan kesepakatan para peserta untuk mendorong bala ngaji sebagai pusat edukasi moral dan sosial.