11 Juli 2025 – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan keras bahwa kebijakan pemangkasan dana bantuan global oleh Amerika Serikat bisa memicu tambahan kasus aids hingga mencapai enam juta orang di negara-negara berkembang. Pernyataan tersebut muncul dalam laporan terbaru UNAIDS yang dirilis pekan lalu.
Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima, menyebut bahwa pemotongan dana oleh AS, yang selama ini menjadi penyumbang terbesar untuk program kesehatan global, secara langsung akan berdampak pada peningkatan jumlah infeksi HIV baru dan kematian terkait AIDS. Menurut laporan tersebut, situasi terburuk bisa terjadi dalam kurun waktu empat tahun mendatang jika pendanaan tidak segera dipulihkan.
Komunitas kesehatan di Indonesia turut menyuarakan keprihatinan atas laporan ini, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang masih bergantung pada bantuan internasional dalam program penanggulangan HIV/AIDS. Menurunnya dana bantuan global dinilai akan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan layanan kesehatan di daerah untuk memberikan terapi antiretroviral (ARV) serta deteksi dini kasus baru.
PBB menyerukan agar negara-negara donor internasional segera mengambil tindakan untuk memenuhi kembali target pendanaan global. Selain itu, pemerintah negara berkembang juga didorong mencari solusi alternatif demi menjaga kesinambungan layanan kesehatan penting ini.
Laporan ini menjadi pengingat serius bagi komunitas internasional bahwa pemotongan dana secara tiba-tiba bisa membahayakan kemajuan global dalam menekan epidemi HIV/AIDS. UNAIDS menegaskan bahwa kolaborasi internasional harus ditingkatkan demi mencapai target eliminasi AIDS secara global.