Hutan Amazon Diserbu Rating Bintang 1 Netizen Indonesia, Ada Apa?

30 Juni 2025Hutan Amazon diserbu rating bintang 1 oleh netizen Indonesia di Google Maps, memicu perang digital dengan warga Brasil. Aksi ini balasan atas ulasan buruk terhadap Taman Nasional Gunung Rinjani menyusul kematian pendaki Brasil, Juliana Marins, pada 21 Juni 2025. Fenomena hutan amazon diserbu ini mencerminkan sensitivitas nasionalisme dan bagaimana platform digital menjadi ajang protes global, menyoroti kompleksitas emosi di era internet.

Tragedi Juliana Marins di Rinjani
hutan-amazon-diserbu

Tragedi bermula saat Juliana Marins, pendaki Brasil berusia 26 tahun, terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di jalur Cemara Nunggal, Gunung Rinjani, pada 21 Juni 2025. Evakuasi yang memakan waktu empat hari memicu kemarahan warga Brasil, yang menilai tim penyelamat Indonesia lamban.

Kronologi Kecelakaan

Juliana mendaki via jalur Sembalun bersama 12 pendaki dan pemandu. Pukul 06.30 WITA, ia kelelahan dan diminta istirahat di Cemara Nunggal. Ditinggal rombongan, ia hilang. Cahaya senter di jurang menuju Danau Segara Anak mengindikasikan ia terjatuh. Tim SAR gabungan dari Basarnas, Taman Nasional, dan relawan dikerahkan, namun medan curam dan kabut tebal menghambat evakuasi. Jalur Cemara Nunggal, dikenal sebagai “jalur neraka” karena lereng curam dan jurang dalam, sering menantang pendaki, seperti dijelaskan dalam profil Taman Nasional Gunung Rinjani. Pada 25 Juni, Juliana ditemukan meninggal dunia. Autopsi di RSUP Prof IGNG Ngoerah oleh Dr. Ida Bagus Putu Alit menyebut luka parah di dada dan punggung sebagai penyebab kematian, 20 menit pasca-jatuh.

Reaksi Warga Brasil

Warga Brasil melampiaskan kemarahan di media sosial, menyerang akun Basarnas hingga Instagram Presiden Prabowo Subianto. Akun keluarga (@resgatejulianamarins) menuding kelalaian, menyatakan Juliana bisa selamat dengan evakuasi cepat. Mereka memberikan rating bintang 1 di Google Maps untuk Rinjani, menurunkan skor dari 4,6 ke 4,2, yang kemudian memicu fenomena hutan amazon diserbu oleh netizen Indonesia.

Balasan Netizen Indonesia

Netizen Indonesia membalas dengan menyerbu Google Maps Hutan Amazon, memberikan ribuan ulasan bintang 1 dalam 24 jam. Komentar bervariasi dari sindiran jenaka hingga protes kultural, mencerminkan gaya warganet Indonesia.

Ulasan Warganet

Ulasan netizen Indonesia berisi humor seperti, “Banyak anaconda, jangan ke sini!” atau “Gak ada batagor, payah!” Ada pula sindiran serius, “Paru-paru dunia dibiarkan terbakar tiap tahun.” Aksi hutan amazon diserbu ini disebut “perang netizen” atas ulasan buruk Rinjani. Hingga 29 Juni, rating Hutan Amazon bertahan di 4,0 dengan 12.531 ulasan, memicu debat etika digital.

Diskusi Media Sosial

Di platform X, seorang pengguna menulis pada 29 Juni, “Netizen Brasil review jelek Rinjani, dibalas Indo review jelek Amazon.” Tulisan media ternama menyoroti emosi nasionalisme yang tumpah di ulasan digital, memperlihatkan bagaimana internet mengamplifikasi konflik antarnegara terkait hutan amazon diserbu.

Tantangan Evakuasi Rinjani

Evakuasi Juliana terkendala medan dan cuaca ekstrem di Rinjani, gunung setinggi 3.726 meter dengan jalur curam. Kepala Basarnas Mohammad Syafii menyebut kabut tebal menghalangi helikopter, memaksa evakuasi darat yang sulit. Operasi SAR, yang melibatkan tim elit Basarnas Special Group, dijelaskan lebih lanjut di website resmi Basarnas.

Keterbatasan Peralatan

Kepala Resort TNGR Taufikurrahman mengungkapkan keterbatasan peralatan, seperti tali pendek yang diambil dari Mataram. Khafid Hasyadi, anggota tim SAR, mencapai lokasi Juliana dengan tali karmantel, namun kabut tebal mempersulit pengangkutan. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan akan mengevaluasi protokol keselamatan di destinasi ekstrem, sebagaimana diumumkan dalam rencana Kemenparekraf. Evaluasi ini mencakup audit operator dan pelatihan pemandu untuk mencegah tragedi serupa, yang juga memengaruhi persepsi hutan amazon diserbu.

Dampak Perang Rating

Aksi hutan amazon diserbu ini memengaruhi citra pariwisata dan etika digital. Ulasan negatif di Google Maps berpotensi menurunkan minat wisatawan ke Rinjani dan Amazon. Seorang pengguna X menulis, “Ironis, dua warisan alam jadi sasaran perang netizen, padahal ini soal kemanusiaan.”

Ancaman Reputasi Pariwisata

Ulasan buruk dapat memengaruhi keputusan wisatawan, terutama karena Google Maps menjadi rujukan utama. Seruan boikot wisata Indonesia dari warga Brasil, meski belum terukur dampaknya, menambah tekanan pada sektor pariwisata lokal akibat fenomena hutan amazon diserbu.

Kesimpulan: Refleksi Digital dan Kemanusiaan

Peristiwa hutan amazon diserbu rating bintang 1 mencerminkan kompleksitas emosi digital. Tragedi Juliana seharusnya mendorong evaluasi keselamatan pendakian, bukan konflik virtual. Infrastruktur penyelamatan di Rinjani perlu ditingkatkan dengan alat memadai dan pelatihan SAR. Edukasi etika digital krusial untuk mencegah penyalahgunaan platform. Rinjani dan Amazon, sebagai warisan dunia, harus dijaga, mengedepankan kemanusiaan dan pelestarian alam di atas emosi sesaat. Aksi netizen ini menjadi pelajaran bahwa platform digital dapat mempercepat eskalasi konflik, namun juga menawarkan ruang dialog lintas budaya jika digunakan secara bijak. Pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk memastikan destinasi wisata aman dan citra alam dunia terlindungi dari dampak negatif protes digital, termasuk fenomena hutan amazon diserbu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top