07 Juli 2025 – Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, menyampaikan bahwa proses negosiasi mengenai tarif impor as yang tengah berlangsung dengan Amerika Serikat masih belum mencapai kesepakatan akhir. Hingga hari ini, kedua negara masih berusaha mencari solusi terbaik yang menguntungkan kedua pihak, khususnya untuk mencegah Indonesia dikenakan tarif balasan yang tinggi oleh pemerintah AS.
Pemerintah Indonesia tengah menghadapi tekanan akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang kembali menerapkan tarif impor tinggi kepada sejumlah negara, mengikuti kebijakan tarif yang sempat diberlakukan pada masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Indonesia berupaya keras agar kebijakan ini tidak berdampak pada produk ekspor nasional yang selama ini menikmati surplus perdagangan dengan AS.
Budi Santoso menyebutkan bahwa pembicaraan masih intensif dan berlangsung dalam beberapa tahap, melibatkan koordinasi antar kementerian terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dipimpin oleh Menteri Airlangga Hartarto. Pemerintah juga telah mengidentifikasi produk-produk utama ekspor yang berpotensi paling terdampak kebijakan tarif tersebut.
Indonesia menargetkan tercapainya kesepakatan yang menetapkan tarif impor seminimal mungkin, bahkan diupayakan mencapai nol persen. AS diketahui sebagai salah satu pasar terbesar bagi produk Indonesia dengan surplus perdagangan mencapai miliaran dolar AS per tahun.
Pemerintah juga sudah menyiapkan langkah-langkah antisipatif jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan sebelum batas akhir yang telah ditentukan. Langkah tersebut termasuk meninjau ulang kebijakan perdagangan domestik dan menjajaki alternatif pasar ekspor lainnya untuk menjaga daya saing produk Indonesia di pasar global.
Kepastian hasil akhir negosiasi tarif impor ini akan menjadi faktor penting bagi stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya di sektor perdagangan internasional dalam beberapa waktu mendatang.