06 Agustus 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penutupan di zona merah pada Rabu sore, dengan penurunan 11,44 poin atau 0,15 persen, mencapai level 7.503,75. Dalam perkembangan ini, indeks LQ45 yang mencerminkan 45 saham unggulan juga turun 6,62 poin atau 0,83 persen menjadi 789,59.
Kondisi pasar yang melemah ini terjadi di tengah ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan global. Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan bahwa pelaku pasar bersikap hati-hati, mencermati arah dan dampak kebijakan yang diambil, terutama setelah pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif hingga 250 persen pada impor farmasi dan menyiratkan kemungkinan tarif pada semikonduktor, yang dijadwalkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Selain itu, data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas jasa di AS hanya naik tipis dari 55,2 menjadi 55,7 pada Juli 2025, yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, menambah kekhawatiran tentang kondisi ekonomi global yang stagnan akibat tarif tersebut.
Di sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia (GDP) kuartal II-2025 mencapai 5,12 persen year on year. Sebagai langkah proaktif, pemerintah berencana mengalokasikan anggaran sebesar Rp10,8 triliun untuk paket stimulus guna memperkuat aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat, mendukung program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
IHSG dibuka menguat namun mengalami penurunan sepanjang sesi perdagangan. Dari 2.900.764 transaksi, 320 saham meningkat, 270 turun, dan 215 tetap. Bursa regional Asia menunjukkan hasil mixed, dengan indeks Nikkei dan Shanghai mencatat kenaikan, sementara Hang Seng dan Strait Times juga mengalami peningkatan.