03 Juli 2025 – Pemerintah Jepang tingkatkan kesiapan menghadapi gempa megaquake melalui penguatan berbagai aspek mitigasi. Langkah ini diambil menyusul proyeksi ilmuwan bahwa gempa besar dapat terjadi dalam beberapa dekade mendatang dan berpotensi menewaskan lebih dari 300.000 jiwa.
Otoritas Jepang kini mempercepat pembangunan infrastruktur tahan gempa, termasuk memperkuat jembatan, bangunan publik, serta jalur transportasi vital. Sistem peringatan dini terus dikembangkan, dan jalur evakuasi diperluas di wilayah rawan. Upaya ini melibatkan koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah.
Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, Tetsuo Saito, menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari rencana nasional untuk mengurangi dampak bencana secara signifikan. Ia juga menekankan pentingnya edukasi publik, terutama melalui pelatihan di sekolah dan lingkungan kerja agar masyarakat memahami langkah yang harus diambil saat gempa terjadi.
Simulasi tanggap darurat berskala besar rutin digelar dengan melibatkan militer, pemadam kebakaran, dan lembaga penanggulangan bencana. Jepang mengutamakan kecepatan dan koordinasi dalam merespons bencana untuk menekan jumlah korban jiwa dan kerusakan.
Di tengah kesiapsiagaan tersebut, pemerintah Indonesia turut mencermati langkah Jepang. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyebut bahwa model mitigasi Jepang dapat dijadikan acuan dalam memperkuat kesiapan nasional. Mengingat Indonesia juga terletak di Cincin Api Pasifik, potensi gempa besar di masa depan menjadi ancaman nyata yang harus diantisipasi secara serius.
Langkah proaktif Jepang menjadi contoh penting dalam membangun ketangguhan terhadap bencana alam yang tak terduga.