01 Agustus 2025 – Tidur selama delapan jam setiap malam telah menjadi anjuran umum, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsistensi waktu tidur lebih berpengaruh terhadap kesehatan. Studi yang dipimpin oleh Profesor Shengfeng Wang dari Universitas Peking mengungkapkan bahwa ketidakteraturan tidur dapat meningkatkan risiko 172 penyakit. Penelitian ini melibatkan lebih dari 88.000 peserta yang menggunakan sensor untuk memantau pola tidur mereka selama hampir tujuh tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakteraturan dalam pola tidur menyumbangkan sekitar 23% risiko gangguan kesehatan. Hal ini mengindikasikan bahwa selain durasi tidur, konsistensi waktu tidur sangat penting. “Temuan ini menekankan pentingnya keteraturan waktu tidur yang sering diabaikan,” ungkap Prof. Wang. Tidur melebihi pukul 12:30 malam, misalnya, dikaitkan dengan peningkatan risiko sirosis hati hampir dua setengah kali lipat.
Para peneliti menggunakan indeks yang dinamakan Sleep Regularity Index untuk menilai konsistensi pola tidur. Temuan menunjukkan indeks ini lebih akurat dalam memprediksi risiko kematian dibandingkan dengan durasi tidur. Sebuah studi dari Vanderbilt University mendapati bahwa partisipan dengan pola tidur tidak teratur memiliki risiko kematian 53% lebih tinggi dalam delapan tahun.
Lebih dari 20% kasus dari 92 penyakit yang diteliti juga dapat dijelaskan melalui pola tidur. Penerapan alat ukur objektif dalam penelitian ini menegaskan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam tentang kebiasaan tidur, tidak hanya berfokus pada durasi tidur semata, tetapi juga faktor konsistensinya yang sangat mempengaruhi kesehatan.