20 Juni 2025 – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) secara resmi mengumumkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025 hingga 2034. Salah satu fokus utama dalam rencana strategis ini adalah transisi energi ramah lingkungan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Deni Wijaya, menjelaskan bahwa RUPTL 2025-2034 menargetkan pengurangan signifikan penggunaan bahan bakar fosil dan peningkatan kapasitas energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, panas bumi, dan biomassa. Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan mengurangi emisi karbon secara drastis, namun juga menciptakan peluang baru bagi perekonomian hijau yang inklusif.
“Kita optimis transisi energi ramah lingkungan ini akan membawa dampak positif tidak hanya pada lingkungan, tetapi juga pada ekonomi nasional. Banyak peluang usaha baru yang akan muncul, khususnya di sektor energi terbarukan dan teknologi hijau,” ungkap Deni.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional akan meningkat menjadi 35% pada tahun 2034. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030.
Pakar ekonomi hijau Universitas Indonesia, Dr. Andini Putri, juga menyambut positif langkah ini. Menurutnya, transisi energi akan membuka lapangan kerja hijau serta memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
“Langkah PLN ini menjadi sinyal positif bagi investor dan dunia internasional bahwa Indonesia serius menjalankan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Andini.
Transisi energi ramah lingkungan ini diharapkan tidak hanya mempercepat pembangunan berkelanjutan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.