Syracusebroadband.org – Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau petani untuk tidak melakukan aksi demonstrasi terkait isu pemberitaan tentang ‘beras busuk’. Imbauan tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono, yang merespons pernyataan sejumlah petani dari berbagai daerah yang menunjukkan dukungan kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Arief menekankan bahwa pernyataan dukungan tersebut mencerminkan kepedulian petani dalam menjaga martabat sektor pertanian. Namun, ia mengingatkan bahwa penyelesaian konflik antara Kementan dan media Tempo sebaiknya diserahkan pada jalur hukum. “Permasalahan dengan Tempo sudah masuk pengadilan. Mari kita jaga suasana kondusif dan percayakan semuanya pada proses hukum,” ujar Arief pada Selasa (11/11).
Ia menambahkan bahwa saat ini, fokus utama pemerintah adalah meningkatkan stabilitas dan produksi pangan nasional. Dalam upaya tersebut, pemerintah telah menurunkan harga pupuk hingga 20% dan mempersiapkan hilirisasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa produksi beras nasional untuk periode Januari-Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, dengan surplus 4,1 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Arief juga menegaskan bahwa gugatan Rp200 miliar yang diajukan Kementan terhadap Tempo adalah langkah hukum untuk menegakkan kebenaran dan memulihkan martabat petani. Dalam serangkaian acara, Menteri Amran menegaskan pentingnya membela petani dan kedaulatan pangan Indonesia, serta menjadikan petani sebagai pahlawan masa kini. Melalui komitmennya, Kementan terus berupaya untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia.