Syracusebroadband.org – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan penguatan pada Senin, seiring investor yang bersikap berhati-hati menanti rilis data inflasi dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia untuk September 2025. IHSG dibuka dengan penguatan 40,25 poin atau 0,50 persen, mencapai level 8.139,58. Indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan, sebesar 3,78 poin atau 0,47 persen di posisi 806,39.
Para analis dari Lotus Andalan Sekuritas menyebutkan bahwa pasar tengah menunggu beberapa rilis data ekonomi penting, yang dijadwalkan keluar pada Rabu, 1 Oktober 2025, dan dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Di dalam negeri, perhatian tertuju pada inflasi dan PMI Manufaktur bulan September, serta data neraca perdagangan Agustus 2025. Pada Agustus 2025, inflasi tercatat deflasi 0,08 persen (mtm), dengan inflasi tahunan di level 2,31 persen (yoy). Sementara itu, surplus neraca perdagangan Juli 2025 tercatat 23,65 miliar dolar AS, didorong oleh ekspor nonmigas.
Di sisi global, pelaku pasar juga mencermati data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang diharapkan menunjukkan penambahan 39.000 tenaga kerja nonpertanian dengan tingkat pengangguran sebesar 4,3 persen. Data tersebut akan menjadi kunci bagi kebijakan Federal Reserve, terutama setelah adanya pemangkasan suku bunga pertama tahun ini. Diharapkan, jika data positif, pemangkasan suku bunga akan melambat sementara data buruk dapat memicu kekhawatiran resesi.
Dalam perdagangan regional, bursa saham Asia terlihat bervariasi, dengan indeks Nikkei dan Shanghai mengalami penurunan, sedangkan Hang Seng dan Strait Times menguat. Sebelumnya, bursa saham Eropa dan AS mencatatkan penguatan pada akhir pekan lalu, menunjukkan pergerakan positif di pasar global.