28 Juni 2025 – Banyak guru menyuarakan kekecewaan karena tunjangan profesi guru triwulan 1–2 tahun 2025 hingga kini belum dicairkan. Mereka mengeluhkan birokrasi yang lamban, sehingga mengakibatkan ketidakpastian ekonomi dan tekanan psikologis. Kondisi ini dirasakan oleh ribuan guru di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Sri Hartini, guru SD Negeri 04 Jakarta Selatan, keterlambatan pencairan tunjangan tersebut sangat berdampak pada pengelolaan keuangan keluarganya. “Kami berharap ada percepatan dari pemerintah agar kesejahteraan guru tetap terjaga,” ujar Sri saat diwawancarai Jumat (27/6).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima banyak laporan mengenai keterlambatan tersebut. Dia menilai bahwa lambatnya pencairan ini disebabkan proses birokrasi yang kompleks dan berbelit di tingkat pusat hingga daerah.
“Guru-guru sangat mengandalkan tunjangan profesi untuk berbagai kebutuhan pokok. Keterlambatan ini bukan saja mempengaruhi finansial, tetapi juga motivasi kerja mereka,” tegas Heru.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nunuk Suryani, menjelaskan bahwa pihaknya tengah mempercepat proses administrasi. Dia menargetkan pencairan tunjangan profesi guru bisa selesai paling lambat akhir Juli 2025.
Nunuk memastikan pemerintah serius menangani masalah ini demi kesejahteraan guru yang lebih baik. “Kami paham kondisi di lapangan dan segera mempercepat proses agar tunjangan bisa cair dalam waktu dekat,” tutupnya.