Syracusebroadband.org – Rafif Adhikara, seorang pengusaha muda, telah menciptakan fenomena bisnis photobooth yang kini memiliki jaringan 150 cabang di berbagai kota di Indonesia. Perjalanan suksesnya dimulai pada tahun 2017, saat ia masih menjadi mahasiswa yang berusaha mencari peluang di tengah kesibukan kuliah. Rafif merintis photobooth sederhana dari peralatan minimalis, memanfaatkan setiap kesempatan di acara kampus, ulang tahun, dan berbagai event kecil.
Model bisnis yang ia jalankan awalnya tidak melibatkan modal besar atau tim yang luas. Hal ini didorong oleh semangat belajar dan inovasi dalam menghadirkan pengalaman foto yang menarik. Namun, titik balik besar terjadi pada tahun 2020. Di tengah pandemi COVID-19 yang menghantam banyak sektor, Rafif membuka offline store pertamanya di MBloc Space, Jakarta, dengan menggunakan konsep revenue sharing untuk mengurangi beban biaya.
Sejak saat itu, pertumbuhan bisnisnya berlangsung dengan konsisten. Ia melakukan perbaikan pada berbagai aspek, termasuk desain dan kualitas layanan, sembari mempelajari tren perilaku pengguna. Pembaruan ini membuat photobooth miliknya tetap diminati, serta memperkuat keberadaan brand Photomatic di konser, festival, dan ruang publik lainnya.
Menurut Bima Harianto, Senior Analyst di Creative Industry Research Center, kekuatan Rafif terletak pada konsistensinya dalam menjaga dan meningkatkan standar layanan. Kini, Photomatic tidak hanya menjadi fasilitas foto, tetapi juga bagian dari budaya visual anak muda. Kisah Rafif Adhikara menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan erat dengan kemauan memulai dan ketekunan dalam mengembangkan bisnis. Dengan visi yang terus berkembang, ia siap menjaga inovasi dan kualitas di industri photobooth Indonesia.