Syracusebroadband.org – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar rapat pleno malam ini sebagai bagian dari upaya menata proses organisasi, dengan agenda penting penetapan Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU setelah diberhentikannya Gus Yahya. Acara dimulai dengan doa bersama dan pemberian donasi kepada korban bencana banjir dan longsor yang melanda daerah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Moh. Mukri, menjelaskan bahwa doa bersama dan donasi ini adalah bentuk kepedulian PBNU terhadap penanganan bencana serta meringankan beban korban. Rapat pleno berlangsung di Hotel The Sultan, Jakarta, dihadiri oleh seluruh unsur kepengurusan, termasuk Mustasyar, A’wan, Syuriyah, dan Tanfidziyah.
Mukri menegaskan pentingnya rapat pleno sebagai forum konstitusional yang bertujuan menjaga kesinambungan kepemimpinan PBNU sesuai dengan tata kelola organisasi. Ia menyatakan bahwa keputusan Syuriah PBNU untuk memberhentikan Yahya Cholil Staquf bersifat final dan mengikat.
Selain penetapan Pj Ketua Umum, rapat pleno juga membahas dinamika kepemimpinan yang belakangan ini menjadi perhatian publik. Ia menambahkan bahwa proses pemilihan pemimpin ini akan dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai keulamaan dan tata tertib organisasi.
Dengan adanya rapat pleno ini, PBNU berkomitmen menjaga maruah jam’iyyah dan memastikan bahwa roda organisasi tetap berjalan dengan tanggung jawab. Penyelenggaraan acara ini menegaskan peran penting PBNU dalam menjaga keberlanjutan dan integritas organisasi di tengah tantangan yang ada.