Syracusebroadband.org – Sebuah studi baru meneliti hubungan antara konsumsi kopi dan massa otot, terutama di kalangan masyarakat Amerika. Penelitian ini, yang dilakukan antara 2011 dan 2018, berusaha menjawab pertanyaan: apakah minum lebih banyak kopi berkontribusi pada peningkatan massa otot di lengan dan kaki.
Analisis dilakukan terhadap 8.333 peserta dewasa dengan data diet lengkap dan hasil pemindaian tubuh. Sumber data utama berasal dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). Para peneliti mengukur massa otot menggunakan metode ASMBMI (appendicular skeletal muscle mass adjusted by BMI), yang memperhitungkan rasio massa otot ekstremitas terhadap indeks massa tubuh.
Hasil menunjukkan bahwa individu yang rutin mengonsumsi kopi memiliki massa otot ekstremitas yang lebih tinggi. Setelah penyesuaian terhadap berbagai faktor, kelompok yang minum kopi terbanyak memiliki ASMBMI sekitar 13% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak meminum kopi. Peningkatan ini juga terlihat pada mereka yang mengonsumsi kopi berkafein, dengan peningkatan sekitar 12%, sementara kopi tanpa kafein tidak menunjukkan hubungan signifikan.
Namun, temuan ini tidak berlaku untuk peserta dengan obesitas, di mana tidak ditemukan keterkaitan antara konsumsi kopi dan masa otot. Hal ini menunjukkan bahwa faktor biologis pada obesitas, seperti peradangan, dapat menghalangi manfaat kopi.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konsumsi kopi berkafein tampaknya berhubungan positif dengan massa otot, meski bagi individu obesitas, konsumsi kopi bukanlah solusi utama. Alih-alih, aspek seperti latihan beban, asupan protein, dan kualitas tidur lebih efektif dalam menjaga massa otot. Kopi dapat menjadi bagian dari pola hidup sehat, namun bukan satu-satunya solusi.