Syracusebroadband.org – Kontroversi melibatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pernyataannya tentang penangguhan program Jimmy Kimmel Live! mengguncang dunia media. Dalam komentar yang disampaikan di Air Force One, Trump mengusulkan bahwa beberapa jaringan televisi seharusnya kehilangan lisensi mereka. Ini disampaikan setelah ABC, yang dimiliki oleh Disney, menangguhkan Kimmel secara tidak terbatas menyusul komentar yang dianggap menyesatkan tentang kematian aktivis konservatif Charlie Kirk.
Penangguhan Kimmel terjadi setelah Komisi Komunikasi Federal (FCC) mengancam tindakan lebih lanjut atas komentar yang mengaitkan pelaku penembakan dengan kalangan pendukung Trump, sementara pihak berwenang Utah justru menilai pelaku terpapar ideologi kiri. Ketua FCC Brendan Carr menilai keputusan ABC bukan akhir dari pengawasan media dan menyatakan dukungannya terhadap Nexstar Media, yang juga memutuskan untuk tidak menayangkan acara Kimmel.
Reaksi terhadap langkah ini sangat beragam. Mantan Presiden Barack Obama mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk cancel culture yang berbahaya dan pelanggaran terhadap kebebasan pers. Di sisi lain, beberapa pihak menganggap penangguhan adalah bentuk akuntabilitas. Pembawa acara Fox dan jurnalis Piers Morgan menyalahkan Kimmel atas kesalahan informasi yang bisa menyesatkan publik.
Kontroversi ini memperpanas ketegangan politik menjelang pemilu di AS, di mana FCC terpecah dalam pandangan mengenai tindakan selanjutnya. Beberapa komisaris berpendapat bahwa kekerasan politik tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk memperluas sensor di media. Ini menunjukkan makin kompleksnya dinamika antara politik dan kebebasan pers di tanah air.
![Trump Minta Lisensi Stasiun TV Dicaput Setelah Jimmy Kimmel Diskors | syracusebroadband.org [original_title]](https://syracusebroadband.org/wp-content/uploads/2025/09/1758237141_457cd1e555daea9006b2.jpg)