22 Agustus 2025 – Dalam upaya mengatasi rasa kantuk yang sering mengganggu saat berkendara, sejumlah sopir bus mengandalkan permen sebagai solusi. Praktik ini muncul karena kekhawatiran tentang potensi biaya royalti dari penggunaan musik, yang dapat menguras pendapatan mereka.
Berdasarkan pengamatan lapangan, banyak sopir bus di berbagai perusahaan transportasi memilih untuk mengkonsumsi permen pelega tenggorokan saat di belakang kemudi. Kebiasaan ini biasanya dilakukan saat perjalanan jarak jauh, di mana tingkat kelelahan dapat meningkat, terutama pada malam hari. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penumpang dan pemilik perusahaan mengenai keselamatan perjalanan.
Sopir yang diwawancarai menjelaskan bahwa permen menjadi pilihan karena relatif murah dan mudah diperoleh. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli permen dianggap lebih terjangkau dibandingkan dengan potensi royalti yang harus dibayar jika mereka memutar musik di dalam kendaraan. Hal ini menjadi dilema tersendiri, mengingat musik dapat berkontribusi positif terhadap fokus dan kenyamanan mereka saat mengemudi.
Situasi ini juga menarik perhatian pihak berwenang yang mengawasi industri transportasi. Mereka mendorong agar sopir bus diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan keselamatan saat berada di jalan. Solusi alternatif seperti pelatihan manajemen kelelahan dan penggunaan teknologi yang dapat membantu menjaga kewaspadaan pengemudi juga sedang dipertimbangkan.
Dengan adanya berbagai faktor yang memengaruhi pilihan sopir dalam menjaga fokus saat berkendara, keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama. Diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk memastikan perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat.
