Syracusebroadband.org – Masyarakat kampus di Indonesia diharapkan menjadi garda terdepan dalam kampanye stop kekerasan, sebuah gerakan moral untuk menciptakan lingkungan aman di institusi pendidikan tinggi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam acara Bimbingan Teknis Sosialisasi Permendikbudristek No. 55/2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, pada Selasa (2/12).
Lestari menjelaskan bahwa pengabaian terhadap tindakan kekerasan berdampak negatif bagi individu dan institusi. Oleh karena itu, diperlukan gerakan antikekerasan yang memperkuat solidaritas dan saling menghormati di antara warga kampus. Dalam acara tersebut juga hadir sejumlah tokoh, termasuk Wakil Rektor UMP, Drs. Ikhsan Mujahid, serta Kepala Biro Humas dan Protokoler UMP, Irfan Fatkhurrohman.
Permendikbudristek No. 55/2024, menurut Lestari, memberikan peluang bagi lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat. Dengan adanya peraturan ini, tugas Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual diperluas, tidak hanya untuk menangani kasus kekerasan seksual, tetapi juga kekerasan dalam bentuk lain.
Lestari, yang juga anggota Komisi X DPR RI, mendorong agar penerapan kebijakan tersebut menjadi sarana bagi perguruan tinggi untuk membangun budaya antikekerasan di lingkungan kampus dan masyarakat. Dia mengakui bahwa tantangan dalam pelaksanaan aturan ini meliputi relasi kuasa dan kurangnya pemahaman di kalangan pelaksana.
Penting untuk menegakkan martabat sesama manusia agar setiap individu dapat merasakan ruang aman dan nyaman. Dengan langkah ini, diharapkan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing dan berakhlak mulia di masa depan.
![Masyarakat Kampus Berekspresi Mendukung Kampanye Anti Kekerasan | syracusebroadband.org [original_title]](https://syracusebroadband.org/wp-content/uploads/2025/12/1764675628_d1d3d5f9e351ec90bf23-scaled.jpg)