Syracusebroadband.org – Ekonomi biru Indonesia mendapat dorongan significan dengan suksesnya panen perdana lobster di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau. Panen yang dilakukan pada Rabu ini memproduksi sekitar 1,7 ton lobster, dengan harga mencapai Rp400 ribu per kilogram. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mencatat bahwa penelitian dan riset pengembangan lobster telah berlangsung selama hampir dua tahun, menghasilkan 6.000 ekor lobster dari tiga jenis: pasir, bambu, dan mutiara.
Trenggono menekankan potensi besar yang dimiliki Indonesia di sektor perikanan, mengingat ketersediaan bibit lobster yang melimpah di alam. Pasar global seafood diperkirakan mencapai 414 miliar dolar AS, sedangkan kontribusi ekspor Indonesia baru sekitar 5 miliar dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ruang bagi pengembangan lebih lanjut, khususnya di wilayah Kepulauan Riau dan Batam.
Acara panen perdana dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto. Gibran menggarisbawahi pentingnya melibatkan pemangku kepentingan lokal untuk mendukung ekonomi biru dan mempercepat finalisasi Peraturan Presiden mengenai pencegahan penyelundupan benih lobster. Ia mengungkapkan bahwa tingkat kelangsungan hidup lobster sudah mencapai 80 persen.
Titiek Soeharto memberikan apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai oleh KKP, menilai bahwa teknologi pembesaran lobster memberikan nilai tambah yang signifikan. Dia menegaskan pentingnya mengalihkan ekspor benih ke dalam negeri untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menciptakan lapangan kerja.
Melalui program ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan pengembangan lobster untuk pasar ekspor dan penguatan ekonomi biru secara nasional, berkolaborasi dengan nelayan, masyarakat pesisir, dan industri perikanan lokal.
![KKP Dorong Ekonomi Biru Melalui Budidaya Lobster di Batam | syracusebroadband.org [original_title]](https://syracusebroadband.org/wp-content/uploads/2025/09/IMG_6446.jpeg)